by BlangA*
Nah, kali ini tim BlangA (bocah ilang Austria), menghilangkan diri sejenak dari ke-hirukpikuk-an masalah studiawi. Pas pula lagi spring menjelang summer, kali ini kami menjelajahi salah satu keajaiban alam Austria yakni Wachau…eng ing eng…
Kali ini, BlangA melakukan 3 seri petualangan di sepanjang Wachau, yaitu Durnstein, Melk, dan St.Lorenz-Rossatz.
Durnstein Castle
Dimulai dari perjalanan pertama ke Durnstein dilakukan akhir April lalu saat dedaunan masih hijau ‘stabilo’. Wachau sangat mudah diakses dari Wina. Dengan menumpang S-Bahn (S40) dari stasiun Franz Joseph, hanya membutuhkan waktu sejam ke pemberhentian terakhir di Krems an der Donau. Dari Krems bahnhof kita bisa memilih bus WL1 atau WL2 menuju Melk.
Pesona Danube River
Petualangan kali ini mengunjungi salah satu spot yang paling sering
dikunjungi di Wachau, Durnstein castle. Dari Krems bahnhof, Durnstein
dapat diakses menggunakan bus WL1. Di sini, BlangA melakukan sesi
pemotretan dan mengunjungi seluk beluk kastil itu sendiri. Akses ke
kastil ini cukup mudah ditemukan namun sedikit membuat ngos-ngosan juga
akibat curamnya medan. Namun, itu semua terbayar dengan
pemancangan
donau yang begitu apik nan ciamik. Aliran Donau di cekungan membelah
lembah Wachau bagaikan montase yang tak terputus dari bawah hingga ke
puncak. Kontras daun muda berpadu dengan biru langit dan kuning bunga
semak musim semi saat itu membawa kami merasakan suasana yang nyata,
yang biasanya hanya bisa kami nikmati di tipi tipi pajangan toko
elektronik.
Hijau Stabilo
Kastil yang hampir saja dihancur-leburkan oleh kekaisaran Swedia ini sendiri merupakan salah satu bagian sejarah abad pertengahan yang dibangun sebagai benteng pertahanan. Di sekitarnya, terdapat beratus-ratus hektar kebun anggur yang menjadikan pula Wachau sebagai penghasil wine nomor satu di Austria. Yang menarik dari kastil ini adalah struktur bangunannya yang terbuat dari batu. Gak kebayang waktu itu ngangkut batu dari bawah ke atas dengan kecuraman seperti itu.
Bekas Sejarah
Perjalanan kedua (bulan Mei) dimulai dari Melk, kota yang terkenal dengan biara gaya baroquenya yang masif, sekitar 1,5 jam dari Wien dengan kereta regional yang mengarah ke Salzburg. Sebenarnya di rute resminya jalur trekking di hulu Wachau ini dimulai dari Emmersdorf dan berakhir di Melk. Tapi berhubung yang ngejalanin nggak mainstream, jadilah jalannya ke Emmersdorf dan kembali ke Melk dengan bus WL1.
Willkomen in Melk! *nyemplung ke Donau*
Perjalanan diawali dengan menyusuri pusat kota Melk dan mengarah ke Sungai Donau. Sambil menyeberang Donau dari atas jembatan kita bisa memotret kapal yang lewat dengan latar biara Melk di perbukitan kayak yang suka dipajang di website pariwisata. Di ujung jembatan ada PLTA Melk dengan Portalkran-nya yang seperti gerbang dan salah satu dari sembilan ship lock yang ada di Donau wilayah Austria.
Biara Melk yang megah
Turun dari jembatan kita akan tiba di pulau kecil yang difungsikan sebagai area konservasi PLTA. Di sana ada fishway yang memudahkan ikan lewat tanpa nabrak bendung dan berbagai spesies burung dan serangga yang dilestarikan. Karena pulau ini diapit Sungai Donau dan Donausee, maka banyak lokasi menarik seperti: spot mancing di pinggir Donau tempat pemancing ‘super serius’ dengan 6 pancingannya yang berderet-deret, padang rumput termpat leyeh-leyeh dan main air di Donausee, dan dermaga klub yatch di pertemuan Donau dan Donausee dengan kapal-kapalnya yang bikin ngiler.
Duduk-duduk sambil main air di Donausee
Setelah menyeberang pulau dan tiba di sisi utara lembah, ada Schloss Luberegg, yang sekarang difungsikan sebagai gasthaus, dan tanjakan melewati pedesaan Hain dan peternakan kuda. Di ujung desa jangan ragu untuk masuk ke hutan ― walaupun kelihatannya seperti jalan masuk hutan Narnia tapi dijamin memang itu jalurnya. Setelah melewati pepohonan yang kanopinya menjulang hijau-hijau seger dan tanjakannya bikin ngos-ngosan, di ujung bukit ada menara pantau (Dachberg-Warte) setinggi 383 m yang pemandangannya lebih heboh lagi. Kalau berminat masuk menara, kayak di game adventure kita harus pinjam kuncinya di rumah no.5 di desa berikutnya yaitu Rantenberg.
Yang berminat masuk silakan ambil kuncinya sendiri
Setelah melewati pedesaan, peternakan keledai, dan hutan yang (untungnya) menurun, sampai deh di tujuan akhir Emmersdorf. Berhubung bus WL1 cuma lewat sejam sekali, silakan menikmati nunggu di halte Emmersdorf yang kayak aquarium sambil memandangi Donau!
Salam dari penghuni Emmersdorf-Melk!
Penjelajahan ketiga dilanjutkan minggu kemarin (medio juni) saat cuaca di seputaran Wachau cerah panas. Keinginan untuk menceburkan diri ke Danube pun menyeruak. Akhirnya, dengan menumpang WL2 (minibus) dari Krems, BlangA berangkat dengan tujuan awal St. Lorentz. Awalnya tim merencanakan turun di Rossatzbach, namun karena ingin menyusuri cekungan Donau di Wachau dari barat ke timur maka kami putuskan untuk turun di St. Lorentz.
Hiii…dung
Dari St. Lorentz tim menyusuri pinggiran Donau membelah perkebunan anggur, apel dan marillen (prakiraan mama Loren bakal panen agustus ini). Sungguh pemandangan yang luar biasa. Tak terasa lima kilometer berjalan kami sampai di jembatan yang menghubungkan daratan Rossatz dengan sebuah pulau. Saat sampai di sana, kami ter-nganga karena begitu banyak batu terhampar di pinggir Donau yang saat ini sedang digandrungi kebanyakan masyarakat kita. Yap, batu akik!. Hamparan ‘batu akik’ ini menggoda kami berlama-lama di situ.
Hamparan kebun anggur
Setelah cukup mengumpulkan oleh-oleh batu akik, kami bergerak lagi ke pulau sebelah dan kemudian beristirahat lama di situ. Sisi ini tepat berada di seberang durnstein sehingga kastil durnstein menjadi latar depan pemandangan kala itu. Kenyang menyantap bekal, kami pun bermain air alias ‘mandi di Donau’. Meskipun airnya lumayan dingin dan arus yang cukup deras terutama akibat lalu lalang kapal pesiar, tak menyurutkan antusiasme kami. Kapan lagi coba merasakan berenang di Donau, pikir kami.
|
Sisi misterius Rossatz |
|
Sisi misterius Rossatz |
|
Pesona Rossatz beach |
|
Pesona Rossatz beach |
|
Pesona Rossatz beach |
Tak terasa sekitar tiga jam di sana puas bercengkerama dengan air dan
alam, kami beranjak menelusuri hutan kecil yang terbentang di pulau
tersebut. Seru bercampur khawatir tersesat menjadi bumbu perjalanan saat
itu, sampai-sampai karena memang tersesat akhirnya mau tidak mau kami
terpaksa menyeberang kali/sungai kecil karena cuma itu akses
satu-satunya ke daratan sebelah. Terpaksa melepas sepatu dan celana pun
basah. Dan akhirnya, bertemu lagi dengan peradaban. Tak dinyana ternyata
di belakang hutan tersebut desa Rossatz berada.
Menyeberangi kenyataan…
(To be continued…)
Bibliography:
Kalau ada yang penasaran ‘Wachau’ itu daerah mana:
di lembah Donau, Niederösterreich
Kalau mau tahu ada berapa sebenernya jalur trekking di Wachau:
banyak, lebih dari selusin
Kalau nggak mau nyasar di tengah jalan:
install appnya di gadget (android) (apple)
Kalau mau tips lebih banyak lagi tentang Wachau:
korek-korek aja di website resminya
Kalau tertarik dengan jalur trekking lain di sekitar Wachau:
silakan dibrowsing sesuai minat
Kalau makin tambah penasaran: ayo siapin tas-nya…berangkattttt
*BlangA kali ini terdiri dari Ifan, Rasmi, Dhota, Arla, Abidah, Ulfah, Natali, Kartika, Sita serta guest traveler mas Agung.