Sarrah
Ayuandari, wanita kelahiran 4 April 1987, Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini adalah seorang
dosen Muda di Bagian Obstetri dan Ginekologi (kebidanan dan kandungan) di Universitas
Gadjah Mada (UGM) yang sedang menuntut ilmu
S3 nya di Innsbruck, Austria. Mari kita simak lebih dalam apa rahasia
kesuksesan Sarrah hingga membawanya sampai ke Universitas
Innbruck?
Aktivitas apa yang saat ini sedang Sarrah lakukan?
Pada tahun 2009,
saya lulus dari Fakultas Kedokteran UGM dan saya sempat bekerja di Rumah Sakit di Palangka Raya lalu
di Yogyakarta. Namun saya memiliki cita-cita untuk mengajar, maka kemudian di
Universitas Gadjah Mada saya mendaftarkan diri untuk menjadi seorang dosen. Alhamdulillah, saya lulus tes dan menjadi dosen muda untuk melakukan beberapa kegiatan di UGM, di
antaranya adalah mengajar keterampilan-keterampilan dasar pada mahasiswa S1 di Fakultas
Kedokteran UGM. Sementara itu, saya mulai mencari kesempatan untuk melanjutkan Program
S3/ PhD dan mencari beasiswa untuk mengambil PhD tersebut.
Alhamdulillah,
kemudian di tahun 2011 saya mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk studi PhD di Departemen
Ginekologi dan Endokrinologi, Medical
University of Innsbruck, Innsbruck, Austria. Tahun pertama, diisi dengan kuliah
dan kursus- kursus wajib, lalu memasuki tahun
ke 2 dan ke 3 baru masuk ke riset atau proyek penelitian di laboratorium. Saat
ini saya memasuki tahun terakhir dalam program PhD tersebut dan sedang dalam
proses penulisan publikasi ilmiah serta disertasi.
Titik fokus pada
proyek penelitian saya disini adalah masalah kesuburan atau fertilitas pada
pasien kanker yang sedang menjalani terapi atau pengobatan kanker. Pasien yang sedang
menjalani terapi untuk penyakit kanker (kemoterapi dan radioterapi) mempunyai
resiko untuk menjadi tidak subur karena obat dari terapi kanker tersebut dapat
mempengaruhi fungsi dari indung telur, sehingga pada akhirnya kemampuan untuk memiliki
keturunan dapat berkurang. Tujuan penelitian kami di sini adalah untuk
mengembangkan solusi-solusi serta meningkatkan tingkat keberhasilan dari solusi
tersebut dalam mempertahankan kesuburan pada pasien kanker yang telah menjalani
terapi pada kanker.
Apa yang dimaksud dengan Publikasi dan Disertasi?
Publikasi adalah
atikel Ilmiah mengenai riset yang saat ini kita lakukan dan dipublikasikan di jurnal-jurnal
ilmiah yang dapat mencakup ruang lingkup Internasional. Publikasi ilmiah selalu
berisi pengetahuan dan hal-hal terbaru dari suatu bidang, misalnya bagi saya
adalah bidang kebidanan dan kandungan.
Sedangkan yang
dimaksud dengan disertasi adalah ulasan kegiatan riset atau penelitian kita
selama 3-4 tahun mengikuti program PhD. Disertasi tersebut akan dipresentasikan
di depan pembimbing dan penguji, dan kemudian jika sudah disetujui, maka akan
dikumpulkan resmi di universitas sebagai syarat kelulusan.
Apa yang menjadi tantangan selama mengambil program Phd ini?
Tantangan utama ada di penelitian itu sendiri. Kita harus selalu mencari Ide-ide baru dan mengembangkan Ide-ide tersebut agar hasilnya dapat memperkuat penelitian sebelumnya atau bahkan langsung bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, seringkali eksperimen yang kita lakukan tidak selalu berhasil dan disitu kita dituntut untuk sabar dan belajar dari kegagalan supaya eksperimen selanjutnya bisa lebih baik lagi. Apalagi program Phd ini memiliki waktu terbatas. Selain itu, pengelolaan keuangan, alat-alat, dan bahan-bahan di laboratorium juga membutuhkan perhatian ekstra.
Tantangan utama ada di penelitian itu sendiri. Kita harus selalu mencari Ide-ide baru dan mengembangkan Ide-ide tersebut agar hasilnya dapat memperkuat penelitian sebelumnya atau bahkan langsung bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, seringkali eksperimen yang kita lakukan tidak selalu berhasil dan disitu kita dituntut untuk sabar dan belajar dari kegagalan supaya eksperimen selanjutnya bisa lebih baik lagi. Apalagi program Phd ini memiliki waktu terbatas. Selain itu, pengelolaan keuangan, alat-alat, dan bahan-bahan di laboratorium juga membutuhkan perhatian ekstra.
Rekan-rekan di
laboratorium serta pembimbing saya sangat suportif dan selalu menyediakan waktu
untuk berdiskusi, baik mengenai persoalan riset maupun di luar itu. Semua
rekan-rekan di tim riset saya sudah saya anggap sebagai keluarga.
Apa pencapaian selama di Innsbruck selama ini?
Selama mengikuti
Program Phd ini saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dalam kehidupan yang
sangat berharga, seperti mengetahui etos kerja orang-orang di Austria yang
disiplin, lalu mengetahui bagaimana cara bekerja dalam sebuah tim, dan
bagaimana merancang serta melakukan suatu riset itu sendiri. Selain itu,
alhamdulillah saya sempat beberapa kali mendapat penghargaan pada beberapa
seminar/konferensi internasional yang saya ikuti dengan mempresentasikan data
dari proyek riset kami di Innsbruck. Selain itu, saya juga berkesempatan untuk
menjalin network dengan peneliti dari
universitas lain dan saya juga berkesempatan untuk membawa nama Indonesia dalam
forum internasional tersebut. Kesempatan-kesempatan yang baik tersebut saya
gunakan sebagai inspirasi dan pemicu motivasi untuk dapat menjadi lebih baik
lagi.
Alhamdulillah
saat ini saya sudah menjadi co-author
dari dua publikasi ilmiah internasional. Mohon doanya agar saya bisa segera
mempublikasikan artikel ilmiah saya sebagai first
author dalam waktu dekat.
Suka duka hidup di Eropa?
Tentunya tidak
mudah tinggal jauh dari kampung halaman. Namun sejauh ini, alhamdulillah jauh
lebih banyak sukanya daripada dukanya, karena pada dasarnya saya mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru, dan saya selalu menikmati hidup di
Innsbruck yang sudah saya anggap sebagai kampung halaman kedua ini. Saya banyak
mendapatkan sahabat baru selama saya hidup di eropa, terutama teman baru dari
berbagai negara, sehingga pikiran saya bisa jauh lebih terbuka dengan mengenal
banyak karakter juga budaya. Bersama teman-teman tersebut saya sering melakukan
kegiatan yang menyenangkan, seperti hiking
atau naik gunung bersama, atau sekedar makan malam di restoran yang menyediakan
menu lokal.
Di Innsbruck
sendiri, saya paling cinta dengan pemandangannya, yaitu keindahan pegunungan Alpen.
Setiap hari saya memang melihat pegunungan yang sama, namun setiap hari pula
lah saya selalu merasa kagum yang tidak ada habis-habisnya. Udara dan air di
Innsbruck juga sangatlah bersih dan segar.
Tips-Tips atau rahasia sukses?
Saya selalu berusaha
untuk menyeimbangkan semua hal. Kita sebagai manusia mempunyai banyak sekali
potensi yang sebenarnya bisa kita kembangkan. Sebisa mungkin pikiran kita
terbuka untuk hal baru. Ambil hikmah dari setiap hal, tidak mengeluh, dan
selalu syukuri segala nikmat serta kesempatan yang kita punya. Oleh karena itu
saya sangat suka untuk mengikuti banyak kegiatan, terutama kegiatan yang
mengandung nilai manfaat, seperti ikut pengajian dan Liqo di Innsbruck dan
forum Muslimah Tirol, menjadi Editor di Majalah 1000 Guru, dll. Satu lagi tips
bagi kita semua: senantiasa doakan dan minta doa dari banyak orang, terutama
ibu dan ayah kita.
Harapan?
Sebagai harapan
jangka panjang, setelah saya dan rekan-rekan seperjuangan lain sudah lulus dari
PhD, kami sangat ingin untuk menjadikan bidang riset atau penelitian di
Indonesia lebih maju lagi serta semakin meningkatnya kesadaran untuk memajukan penelitian
dari semua pihak. Saya berharap semoga tahun ini S3 saya bisa selesai dengan
baik, kemudian ilmu yang saya dapat selama ini berkah dan bermanfaat untuk
masyarakat. Saya berharap agar bidang yang sekarang saya dalami di Innsbruck
bisa segera diterapkan di Indonesia, serta semakin banyak lagi rekan-rekan
peneliti muda Indonesia yang akan melanjutkan studi-nya kemudian berkiprah
bersama untuk negara kita tercinta. Amin ya rabbal alamin.
***
Pengalaman Interview pertama saya dengan Mba Sarrah
Ayuandari, menjadi pengalaman yang berkesan. Terima Kasih banyak atas waktu dan
kehangatan berbincangnya kepada Mba Sarrah, walaupun jarak dan waktu terbentang
antara Indonesia dengan Austria, Alhamdulilah dan Insyaallah perbincangan
hangat kita via Skype membawa banyak manfaat serta motivasi bagi Pembaca dan
khususnya saya pribadi. Terima Kasih Mba Sarrah!! :)
No comments:
Post a Comment