Video of
Guns, Germs, and Steel.
Banyak dari kita mungkin pernah bertanya hal ini sebelumnya. Ada yang mendapat jawaban, dan ada yang tidak. Suatu pertanyaan yang bisa dikatakan sangat sederhana, "Why is there inequality among humans?", atau "mengapa ada ketidaksetaraan?" atau juga dapat diinterpretasikan, “Mengapa ada orang miskin?”, tetapi awalnya tidak mudah untuk dijawab bagi Jared Diamond, host dari film dokumenter Guns, Gems, and Steel ini. Kita melihat adanya perbedaan dan ketidaksamaan di sepenjuru bumi ini. Jangankan di bumi ini, di Indonesia pun sudah sangat jelas terlihat di depan mata. Mengapa ada orang punya dan ada yang tidak punya?
https://thesituationist.files.wordpress.com/2008/11/guns-germs-steel.jpg |
Banyak dari kita mungkin pernah bertanya hal ini sebelumnya. Ada yang mendapat jawaban, dan ada yang tidak. Suatu pertanyaan yang bisa dikatakan sangat sederhana, "Why is there inequality among humans?", atau "mengapa ada ketidaksetaraan?" atau juga dapat diinterpretasikan, “Mengapa ada orang miskin?”, tetapi awalnya tidak mudah untuk dijawab bagi Jared Diamond, host dari film dokumenter Guns, Gems, and Steel ini. Kita melihat adanya perbedaan dan ketidaksamaan di sepenjuru bumi ini. Jangankan di bumi ini, di Indonesia pun sudah sangat jelas terlihat di depan mata. Mengapa ada orang punya dan ada yang tidak punya?
Jared Diamond, seorang professor dari UCLA, Los Angeles, yang akhirnya berusaha untuk menjawab pertanyaan ini. Ia telah menyempatkan 30 tahun untuk menyelidiki dan menggarap dari berbagai sumber untuk mencari jawaban selengkap mungkin. Dan perjalanan Jared Diamond dalam pencariannya dimuat dalam film dokumenter yang dibagi menjadi tiga topik: "Out of Eden", "Conquest", dan "Into the Tropics", dimana intinya adalah menyelidiki akar dari ketidaksamaan (roots of inequality) di permukaan bumi ini.
Awalnya, Diamond mengunjungi Papua Nugini untuk memenuhi rasa kagumnya terhadap burung. Ia sering mengunjungi Papua dan mempelajari banyak hal mengenai orang-orang Papua serta bahasa yang mereka gunakan. Satu hal yang telah ia pelajari, bahwa orang Papua Nugini sangatlah beragam dan sangat mudah beradaptasi.
Suatu hari, seorang warga Papua bernama Yali, menghampirinya dan bertanya,” Why you white people have so much cargo and we Nuginians have so little?” (Mengapa kalian bangsa kulit putih punyak banyak muatan dan kami orang Nugini punya sangat sedikit?). Dengan kata lain, yang ingin ditanyakan Yali adalah, mengapa kalian kaya dan kita miskin? Jared Diamond pada awalnya mengira bahwa pertanyaan sederhana itu pasti ada jawaban yang sederhana. Namun, ia salah. Yang ia pahami pada waktu itu, pada saat bangsa kulit putih datang ke Papua, mereka menempatkan diri mereka sebagai bangsa yang paling atas karena faktor gen dan dibuktikan oleh muatan kargo yang mereka bawa. Namun, Diamond tidak setuju dengan pernyataan tersebut, karena ia tidak melihat perbedaan tingkat genetik apapun dengan kulit putih dan hitam. Ia menyadari bahwa ia tidak mungkin dapat selamat hidup di Papua tanpa bantuan mereka, dan ia juga sangat percaya bahwa orang Papua kuat dan cerdas. Lalu, mengapa? Diamond tidak bisa menjawab.
Dari situlah, ilmuwan biologis and ahli fisiologis manusia ini, memulai penyelidikannnya mengenai akar ketidaksamaan, untuk menjawab pertanyaan Yali, dan tentunya pertanyaan kita semua.
Pada masa pra sejarah, peradaban belum ada dan semua sama, penduduk Papua Nugini adalah salah satu orang pertama yang bertani, selain di Timur Tengah dan Cina. Namun, mengapa mereka tidak berkembang seperti yang lainnya? Dalam bagian ini, diperlihatkan bahwa, daratan tinggi di Papua Nugini menyebabkan jenis makanannya tidak selengkap di tempat lain, dan tentu tipe atau jenis bertaninya berbeda. Di negara seperti Timur Tengah menghasilkan banyak panen, dan mempunyai hewan yang dapat membantu bertani, yaitu kuda, sapi, dan kambing. Sedangkan di Papua hanya menghasilkan talas dan sagu, dan tidak memilik hewan-hewan seperti di daerah lainnya. Faktor inilah yang mempengaruhi akar dari ketidaksamaan. Satu hal yang mendorong banyaknya hasil panen adalah lahan atau geografi. Dan secara geografis, lahan Papua Nugini tidak seberuntung yang lain, oleh karena itu tidak seproduktif daerah yang menghasilkan banyak.
Penduduk Papua terlalu fokus mencari makan demi kelangsungan hidup mereka, sehingga tidak punya waku untuk memikirkan hal lain, salah satunya dalam hal teknologi. Penduduk Eropa, dengan penjelasan sejarahnya, yang bertempat tinggal di geografis yang makmur, datang ke Papua, menggunakan teknologi mereka untuk menjajah penduduk Papua.
Tujuan film dokumenter ini bukanlah untuk menghakimi atau menentukan penduduk Papua Nugini selalu miskin dan kita tidak usah peduli, tetapi untuk memberikan suatu harapan. Suatu perubahan berawal dari harapan yang besar. Dan harapan bermula dari suatu pehamanan akan suatu hal. Kita sekarang sudah paham hal-hal yang menyebabkan ketidaksamaan, yaitu secara geografis, mereka tidak beruntung, dan kita sebaiknya menggunakan pengetahuan itu untuk merubah dan mempebaiki keadaan, untuk membantu mereka yang miskin.
Tapi, mungkin juga, banyak yang tidak setuju dengan pernyataan Diamond ini. Bagaimana dengan Indonesia yang dari awalnya sudah berlimpah dengan berbagai kekayaan alam? Apakah ada hubungannya juga dengan pengetahuan? Penjajahan?
No comments:
Post a Comment