/* Whatsapp css setting */ .tist{background:#35BA47; color:#fff; padding:2px 6px; border-radius:3px;} a.tist:hover{color:#fff !important;

Thursday 5 March 2015

Phd Story: Sarrah Ayuandari (Innsbruck)


by Sri Yuliyanti


 
Sarrah Ayuandari, wanita kelahiran 4 April 1987, Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini adalah seorang dosen Muda di Bagian Obstetri dan Ginekologi (kebidanan dan kandungan) di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang  sedang menuntut ilmu  S3 nya di Innsbruck, Austria. Mari kita simak lebih dalam apa rahasia kesuksesan Sarrah hingga membawanya sampai ke Universitas Innbruck?

Aktivitas apa yang saat ini sedang Sarrah lakukan?
Pada tahun 2009, saya lulus dari Fakultas Kedokteran UGM dan saya sempat  bekerja di Rumah Sakit di Palangka Raya lalu di Yogyakarta. Namun saya memiliki cita-cita untuk mengajar, maka kemudian di Universitas Gadjah Mada saya mendaftarkan diri untuk menjadi seorang dosen.  Alhamdulillah, saya lulus tes dan menjadi  dosen muda untuk  melakukan beberapa kegiatan di UGM, di antaranya adalah mengajar keterampilan-keterampilan dasar pada mahasiswa S1 di Fakultas Kedokteran UGM. Sementara itu, saya mulai mencari kesempatan untuk melanjutkan Program S3/ PhD dan mencari beasiswa untuk mengambil PhD tersebut.
Alhamdulillah, kemudian di tahun 2011 saya mendapatkan beasiswa dari Dikti untuk studi PhD di Departemen Ginekologi dan Endokrinologi, Medical University of Innsbruck, Innsbruck, Austria. Tahun pertama, diisi dengan kuliah dan kursus- kursus wajib, lalu memasuki  tahun ke 2 dan ke 3 baru masuk ke riset atau proyek penelitian di laboratorium. Saat ini saya memasuki tahun terakhir dalam program PhD tersebut dan sedang dalam proses penulisan publikasi ilmiah serta disertasi.
Titik fokus pada proyek penelitian saya disini adalah masalah kesuburan atau fertilitas pada pasien kanker yang sedang menjalani terapi atau pengobatan kanker. Pasien yang sedang menjalani terapi untuk penyakit kanker (kemoterapi dan radioterapi) mempunyai resiko untuk menjadi tidak subur karena obat dari terapi kanker tersebut dapat mempengaruhi fungsi dari indung telur, sehingga pada akhirnya kemampuan untuk memiliki keturunan dapat berkurang. Tujuan penelitian kami di sini adalah untuk mengembangkan solusi-solusi serta meningkatkan tingkat keberhasilan dari solusi tersebut dalam mempertahankan kesuburan pada pasien kanker yang telah menjalani terapi pada kanker.

Apa yang dimaksud dengan Publikasi dan Disertasi?
Publikasi adalah atikel Ilmiah mengenai riset yang saat ini kita lakukan dan dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah yang dapat mencakup ruang lingkup Internasional. Publikasi ilmiah selalu berisi pengetahuan dan hal-hal terbaru dari suatu bidang, misalnya bagi saya adalah bidang kebidanan dan kandungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan disertasi adalah ulasan kegiatan riset atau penelitian kita selama 3-4 tahun mengikuti program PhD. Disertasi tersebut akan dipresentasikan di depan pembimbing dan penguji, dan kemudian jika sudah disetujui, maka akan dikumpulkan resmi di universitas sebagai syarat kelulusan.

Apa yang menjadi tantangan selama mengambil program Phd ini? 

Tantangan utama ada di penelitian itu sendiri.  Kita harus selalu mencari Ide-ide baru dan mengembangkan Ide-ide tersebut agar hasilnya dapat memperkuat penelitian sebelumnya atau bahkan langsung bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, seringkali eksperimen yang kita lakukan tidak selalu berhasil dan disitu kita dituntut untuk sabar dan belajar dari kegagalan supaya eksperimen selanjutnya bisa lebih baik lagi. Apalagi program Phd ini memiliki waktu terbatas. Selain itu, pengelolaan keuangan, alat-alat, dan bahan-bahan di laboratorium juga membutuhkan perhatian ekstra. 
Rekan-rekan di laboratorium serta pembimbing saya sangat suportif dan selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi, baik mengenai persoalan riset maupun di luar itu. Semua rekan-rekan di tim riset saya sudah saya anggap sebagai keluarga.

Apa pencapaian selama di Innsbruck selama ini?
Selama mengikuti Program Phd ini saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dalam kehidupan yang sangat berharga, seperti mengetahui etos kerja orang-orang di Austria yang disiplin, lalu mengetahui bagaimana cara bekerja dalam sebuah tim, dan bagaimana merancang serta melakukan suatu riset itu sendiri. Selain itu, alhamdulillah saya sempat beberapa kali mendapat penghargaan pada beberapa seminar/konferensi internasional yang saya ikuti dengan mempresentasikan data dari proyek riset kami di Innsbruck. Selain itu, saya juga berkesempatan untuk menjalin network dengan peneliti dari universitas lain dan saya juga berkesempatan untuk membawa nama Indonesia dalam forum internasional tersebut. Kesempatan-kesempatan yang baik tersebut saya gunakan sebagai inspirasi dan pemicu motivasi untuk dapat menjadi lebih baik lagi. 
Alhamdulillah saat ini saya sudah menjadi co-author dari dua publikasi ilmiah internasional. Mohon doanya agar saya bisa segera mempublikasikan artikel ilmiah saya sebagai first author dalam waktu dekat.

Suka duka hidup di Eropa?
Tentunya tidak mudah tinggal jauh dari kampung halaman. Namun sejauh ini, alhamdulillah jauh lebih banyak sukanya daripada dukanya, karena pada dasarnya saya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan saya selalu menikmati hidup di Innsbruck yang sudah saya anggap sebagai kampung halaman kedua ini. Saya banyak mendapatkan sahabat baru selama saya hidup di eropa, terutama teman baru dari berbagai negara, sehingga pikiran saya bisa jauh lebih terbuka dengan mengenal banyak karakter juga budaya. Bersama teman-teman tersebut saya sering melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti hiking atau naik gunung bersama, atau sekedar makan malam di restoran yang menyediakan menu lokal.
Di Innsbruck sendiri, saya paling cinta dengan pemandangannya, yaitu keindahan pegunungan Alpen. Setiap hari saya memang melihat pegunungan yang sama, namun setiap hari pula lah saya selalu merasa kagum yang tidak ada habis-habisnya. Udara dan air di Innsbruck juga sangatlah bersih dan segar. 

Tips-Tips atau rahasia sukses?
Saya selalu berusaha untuk menyeimbangkan semua hal. Kita sebagai manusia mempunyai banyak sekali potensi yang sebenarnya bisa kita kembangkan. Sebisa mungkin pikiran kita terbuka untuk hal baru. Ambil hikmah dari setiap hal, tidak mengeluh, dan selalu syukuri segala nikmat serta kesempatan yang kita punya. Oleh karena itu saya sangat suka untuk mengikuti banyak kegiatan, terutama kegiatan yang mengandung nilai manfaat, seperti ikut pengajian dan Liqo di Innsbruck dan forum Muslimah Tirol, menjadi Editor di Majalah 1000 Guru, dll. Satu lagi tips bagi kita semua: senantiasa doakan dan minta doa dari banyak orang, terutama ibu dan ayah kita.

Harapan?
Sebagai harapan jangka panjang, setelah saya dan rekan-rekan seperjuangan lain sudah lulus dari PhD, kami sangat ingin untuk menjadikan bidang riset atau penelitian di Indonesia lebih maju lagi serta semakin meningkatnya kesadaran untuk memajukan penelitian dari semua pihak. Saya berharap semoga tahun ini S3 saya bisa selesai dengan baik, kemudian ilmu yang saya dapat selama ini berkah dan bermanfaat untuk masyarakat. Saya berharap agar bidang yang sekarang saya dalami di Innsbruck bisa segera diterapkan di Indonesia, serta semakin banyak lagi rekan-rekan peneliti muda Indonesia yang akan melanjutkan studi-nya kemudian berkiprah bersama untuk negara kita tercinta. Amin ya rabbal alamin.


***

Pengalaman Interview pertama saya dengan Mba Sarrah Ayuandari, menjadi pengalaman yang berkesan. Terima Kasih banyak atas waktu dan kehangatan berbincangnya kepada Mba Sarrah, walaupun jarak dan waktu terbentang antara Indonesia dengan Austria, Alhamdulilah dan Insyaallah perbincangan hangat kita via Skype membawa banyak manfaat serta motivasi bagi Pembaca dan khususnya saya pribadi. Terima Kasih Mba Sarrah!! :)

No comments:

Post a Comment