/* Whatsapp css setting */ .tist{background:#35BA47; color:#fff; padding:2px 6px; border-radius:3px;} a.tist:hover{color:#fff !important;

Monday 29 June 2015

Phd Story: Andi Abidah (Arsitektur Wina)

by Evi Mulyani

 




















"Phd Story" kali ini datang dari seorang "newbie" Phd dan "newbie" anggota PPIA asal Sulawesi yang bernama Ibu Andi Abidah. Di Wina sejak Agustus 2014, beliau sedang menenuki program Arsitektur di TU Wien. Gelar S2 didapatkannya di ITB dalam program Arsitektur Rancang Kota (Urban Design). PNS sejak 2006 hingga saat ini, beliau sempat mengajar di Universitas Makassar.

Ibu satu anak ini menyempatkan waktu untuk chit chat dengan tim PPIA. Yuk, dibaca hasil obrolan pendek kami tentang penelitiannya pada salah satu rumah tradisional Indonesia.

Tapi jangan kaget ya, ibu Andi ternyata suka ngelucu... :)

  •  Program Phd apa yang sedang diambil?  
    • Phd? Ngeri banget euy. Nama jurusannya "Faculty of Architecture and Regional Planning" di Vienna University of Technology.
  •  Bagaimana penelitiannya? 
    •  Proyek yang dijalani banyak di Indonesia. Penelitian saya kebetulan di Indonesia dengan tema "Arsitektur Bugis Tradisional House".
  • Ohya? Bisa dijelaskan lebih spefisik topik penelitiannya?
    • Ngerti banget euy pertanyaannya. Tapi risetnya tentang perbandingan rumah bangsawan dan rumah biasa. Kemudian membandingan rumah orang Bugis yang beragama Kristen dan beragama Islam. Apakah proses mendirikan rumah tersebut tetap sama atau berbeda, dan sejauh mana perubahannya rumah Bugis.
  • Apa saja tantangannya?  
    • Tantangannya banyak. Salah satunya menelusuri makna-makna filosofi yang ada pada elemen rumah.
  •  Contohnya?  
    • Contohnya orang Bugis itu memandang rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai tempat dilahirkan, dibesarkan, menikah dan meninggal. Mereka memegang filosofi sulapa eppa (segi empat) dimaknai sebagai air, udara, angin, dan api. Selain itu, tangga sebagai simbol laki-laki karena laki-laki bertanggung jawab memberi nafkah sama istrinya dan keluarganya. Sementara core pole (tiang inti) adalah simbol perempuan, yaitu wanita adalah inti dari kehidupan rumah tangga, menejemen uang dan lain-lain.
  •  Suka duka dalam menekuni program ini? 
    •  Sedikit ribet karena selama ini saya kurang paham tentang tradisional house. Sukanya, saya bisa pulang kampung riset. Dukanya tidak punya uang bulak balik survey, hehehe. Karena tidak ada biaya survey dari beasiswa, jadi harus menabung.
  •  Sejauh ini penelitiannya seperti apa?  
    • Sebelumnya saya kurang begitu tertarik dengan namanya sejarah, menelusuri sesuatu yang telah terjadi. Tetapi setelah saya mendalaminya, ternyata menarik. Saat ini saya masih mengumpulkan literatur tentang rumah bugis. 
    • Dan mengumpulkan literatur itu menurut saya sedikit susah karena harus melirik kebelakang, yang mungkin saat ini sudah tidak bisa kita temukan, karena masyarakat lebih memilih modern house.
    • Februari kemarin saya ke Leiden University Belanda untuk mencari data tentang rumah bugis. Disana banyak buku tua, bahkan lontara suku bugis ada disana, original ada disana. Diangkut pada jaman penjajahan Belanda sepertinya. Bukan hanya rempah-rempah saja ya diangkut, hehe. Dan alhamdulillah disana banyak data rumah bugis jaman bahela.
  • Apa rencana ke depan?
    • Rencana selesai 3 tahun. Ya saya berharap kelar studi 3 tahun dan bisa pulang ke Indonesia dan mengabdi disana.
  • Kegiatan selain Phd apa nih? :)
    • Hobi numpang makan di rumah Yusfan (waktu PPI) hahaha. Iya itu si Yusfan jago banget kalau masak, saya langsung teringat masakan mamaku. 
    • Jalan-jalan juga, hehe. Naik trem satu ke trem yang lain, hehe. Dan kalau dapat view yang bagus langsung singgah dan take picture
    • Saya juga hobi jalan-jalan di Mariahilferstrasse, dari ujung ke ujung, hehehe. Uangnya enggak cukup buat belanja jadi cuman tawaf doang disana, hehehe.

    2 comments:

    1. Halo. Saya Henny mahasiswa ITS Surabaya. Boleh minta email/kontak ibu Andi? Mohon di email ke hennykusumaningrums@gmail.com. Thanks!

      ReplyDelete